Mau Open Commission? Ini 7 Cara dan Tipsnya!

Tanggal : 2025-05-02
Kategori : Commission - Dibaca: 7

Setelah mempertimbangkan banyak hal, kamu tentu sudah merasa yakin untuk berjualan karya dengan membuka commission. Namun, kamu mungkin masih bingung harus darimana memulainya? Apa saja yang sebaiknya dilakukan dan dihindari? Nah, buat kamu yang ingin open commission, ikuti langkah-langkah dan tips berikut ini supaya open commission-mu berhasil!

1. Melakukan Self Branding sebelum Membuka Commission

Sebelum menawarkan jasa commission, kamu harus melakukan self branding dengan menyusun portofolio yang menarik dan menunjukkan art style-mu di media sosial. Hal ini dilakukan agar calon klien dapat mengetahui karya-karyamu dan merasa yakin untuk memintamu bekerjasama dengan mereka.

Selain sebagai sarana promosi diri, media sosial juga menjadi penghubung antara kamu dengan para calon klien. Di mana kamu bisa lebih mudah memberikan informasi mengenai rate harga, jadwal dan kuota open commission, mempermudah pemesanan dan pengiriman, hingga mengumpulkan testimoni dari mereka. Jadi, pastikan kamu proaktif dalam menanggapi orang-orang yang menghubungimu melalui media sosial.

Baca Juga: 13 Cara Jitu Self Branding di Media Sosial biar Karyamu Viral!

2. Tentukanlah Harga yang Wajar bagi Dirimu Sendiri dan Klien

Sebagai seorang pemula, kamu mungkin merasa bingung dalam memberikan rate harga, apalagi kamu tidak memiliki pembanding. Kamu mungkin juga merasa segan untuk meminta rate yang cukup tinggi karena merasa masih belum ahli. Namun, nilailah dirimu sendiri secara objektif, karena rendah diri maupun tinggi hati akan berpengaruh bagi klien dan rate-mu selanjutnya. Memang tidak ada salahnya bagi artist pemula untuk memiliki rate yang sedikit lebih rendah dibanding artist profesional dan menaikkan rate secara bertahap. Akan tetapi, terlalu menjatuhkan rate-mu juga dapat menghancurkan pasar seni secara keseluruhan bagi sesama artist. Jadi, jangan biarkan tekanan dari calon klien yang mencoba menawar harga memengaruhi prinsip harga yang kamu tetapkan.

Supaya kamu lebih mudah menentukan harga, coba hitunglah dengan rumus: waktu pengerjaan x tarif per jam dengan mempertimbangkan alat yang digunakan, tingkat kesulitan, dan biaya lainnya seperti lisensi komersial jika klien ingin menggunakan karyamu untuk kepentingan bisnis. Bila kamu masih merasa bingung dalam menentukan tarif pengerjaan per jam, kamu bisa melakukan riset dengan artist yang membuka commission dengan karya yang sejenis agar memperoleh gambaran rate yang wajar. Kamu juga boleh mempertimbangkan target pendapatan bulananmu melalui commission, sehingga kamu bisa memperkirakan seberapa banyak jasa commission yang perlu kamu ambil setiap bulan dengan rate minimum dan maksimum.

Kemudian, buatlah rincian perhitungan secara detail dan beritahu calon klien mengenai biaya-biaya tersebut agar klien memahami harga yang pantas untuk sebuah karya seni. Dengan keterbukaan ini, kamu juga akan membangun hubungan yang positif dan terpercaya dengan klien sejak awal.

3. Lakukan Meeting dengan Klien

Setelah ada calon klien yang merasa tertarik dengan jasamu, segera jadwalkan pertemuan formal baik secara daring maupun secara langsung. Pertemuan ini penting agar kamu memahami kebutuhan, preferensi, dan harapan klien. Kamu juga bisa menampilkan portofoliomu dan menjelaskan alur kerjamu secara menyeluruh agar klien memperoleh bayangan mengenai proses pengerjaannya.

Yang juga tak kalah penting adalah jangan ragu untuk mengajukan pertanyaan sebanyak mungkin kepada calon klien agar tidak terjadi kesalahpahaman mengenai preferensi gaya, warna, ukuran, media, dan detail spesifik lainnya. Bangunlah hubungan yang komunikatif sejak awal untuk memastikan kedua belah pihak memiliki pemahaman yang sama tentang tujuan dan ekspektasi proyek.

4. Komunikasikan Jadwal Kerja dan Setiap Tahap Pengerjaan

Dalam menyusun jadwal kerja, bersikaplah realistis sebelum berkomitmen karena deadline yang tidak realistis hanya akan membuatmu stres dan bisa merusak reputasimu. Katakan sejujurnya apabila kamu butuh lebih banyak waktu untuk menghasilkan karya dengan kualitas terbaik.

Lalu, buatlah rencana kerja secara bertahap dan mintalah persetujuan klien pada setiap tahap baik dari sketsa, pemilihan warna, hingga finalisasi agar karyamu tetap sesuai dengan keinginan klien dan mengurangi revisi. Pastikan klien menyetujui setiap tahap sebelum kamu melanjutkan ke tahap berikutnya. Komunikasikan juga kemungkinan kendala atau penundaan yang terjadi saat proses pengerjaan.

5. Buatlah Kontrak untuk Pembayaran dan Keamanan Hukum

Walaupun kamu masih seorang artist pemula dan klien pertamamu adalah seseorang yang kamu kenal baik, ada baiknya kamu tetap membuat kontrak tertulis sebelum mulai bekerja. Pada zama digital ini, ikatan perjanjian ini juga bisa kamu buat dengan form online seperti Google Form. Kontrak harus memuat: deskripsi karya, media, ukuran, harga, tenggat waktu, jadwal pembayaran uang muka sebesar 30-50% dan pelunasan, biaya keterlambatan, biaya pembatalan sebesar 50-100%, ketentuan revisi, hingga jangka waktu penggunaan hak cipta. Kontrak ini dapat kamu susun dan kirimkan setelah kamu dan klien sepakat mengenai keinginan, kebutuhan, harapan, dan proses pengerjaan yang telah dibahas pada poin-poin sebelumnya. Dengan kontrak, baik kamu maupun klien akan sama-sama berkomitmen dan memiliki batasan yang jelas dalam proses pengerjaan karya.

6. Jangan Menerima Semua Orang menjadi Klien

Tak semua klien memiliki keinginan hingga kepribadian yang cocok dengan kita, bahkan tak semua orang mampu membayar sesuai dengan rate yang telah kamu tawarkan. Jadi, jangan ragu untuk menolak orang yang kamu rasa tidak cocok denganmu baik secara biaya, waktu, kemampuan, maupun art style-mu. Sebaiknya, tolaklah dengan baik dan jujur untuk menjaga hubungan tersebut.

7. Menjaga Loyalitas dan Hubungan dengan Klien

Klien yang puas akan merekomendasikanmu ke orang lain dengan menceritakan pengalaman kerjasamanya denganmu yang menyenangkan, tak hanya membanggakan hasil karyamu. Luangkan waktu untuk memahami karakter setiap klien secara pribadi dengan mendengarkan kebutuhan dan preferensi mereka sehingga mereka tetap merasa antusias dengan hasil karyamu. Bila klien sudah merasa puas denganmu, kamu bisa meminta testimoni mereka sebagai social proof di media sosial dan meyakinkan calon klien untuk meminta jasamu

Buat kamu yang ingin open commission tapi masih belum pede, yuk kumpulkan portofolio dengan ikut kursus gambar di Brush Studio! Dengan meningkatkan skill gambarmu, dijamin kamu akan semakin percaya diri berjualan karya deh! So, tak perlu nunda-nunda lagi, langsung saja klik tombol WhatsApp untuk booking sekarang and let’s illustrate!

Redaksi: Tim Brush Studio

Sumber:


Blog Terkait

Gambar Footer
brushillustration
brushkiddo
brushstudio.id

Rukan Graha Arteri Mas Kav.32
Jl. Panjang No.68, Kedoya
Jakarta Barat, DKI Jakarta 11520

Folow Brush Studio
Gambar WA